Sebagian orang
memilih pantai sebagai tempat melepas penat selama seminggu
beraktivitas. Mereka bermain dan bersantai di pantai pada akhir pekan.
Mungkin sebagian dari pembaca menginginkan akhir pekan kali ini di
pantai Pok Tunggal? Tak ada salahnya anda mencoba mengunjungi pantai Pok
Tunggal yang tergolong masih baru ini. Saya akan memberikan reportase
saya sebagai wawasan tambahan.
Kemarin (20/09)
saya sempatkan setelah pulang kuliah ke pantai Pok Tunggal. Memang sejak
dua minggu lalu saya berencana main ke sana. Saya menuju pantai Pok
Tunggal via Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Jalur itu adalah yang paling
cepat menuju pantai Pok Tunggal dibandingkan via Wonosari. Butuh waktu
sekitar 2 jam untuk mencapai pantai Pok Tunggal. Jika anda berangkat
dari kota Yogyakarta, jalanlah menuju terminal Giwangan Yogyakarta atau
Ringroad selatan. Lurus terus ke arah Imogiri. Kemudian ambil arah ke
Dlingo-Playen-Paliyan-Baron-Pok Tunggal.
Setelah melewati
Playen, terus ke arah pantai Baron, ikuti saja petunjuk arah. Pantai Pok
Tunggal terletak di deretan pantai-pantai di Gunungkidul. Setelah
melewati pantai Indrayanti dan Sundak, ikuti saja jalan aspal sampai
keluar pos retribusi. Sekitar 20 meter dari pos retribusi, berjalanlah
perlahan dan perhatikan kanan jalan, ada papan petunjuk arah bertuliskan
“pantai Poktunggal”. Dari papan petunjuk arah itu, kita belum sampai.
Kita masih harus menyusuri jalan kecil sekitar 20 menit untuk sampai di
pantai Pok Tunggal.
Jalan kecil menuju
pantai Pok Tunggal saya akui memang jelek. Jalan berupa bebatuan kecil
yang bertekstur lancip, sehingga kita perlu hati-hati dan menjaga agar
ban kendaraan kita tidak kempes atau bocor. Ada sedikit jalan cor semen
tetapi terputus di tengah. Itulah tantangannya jika kita ke pantai Pok
Tunggal. Meskipun melewati jalan yang jelek dan waktu tempuh yang cukup
lama, sesampainya di pantai Pok Tunggal, saya yakin anda akan puas.
Disambut sebuah pantai yang indah dan bersih, karang-karang kecil, juga
deburan ombak yang bersaing dengan hembusan angin.
Di pantai Pok
Tunggal, saya bertemu dengan salah satu pengelola pantai itu, pak Radal
namanya. Warga asli Gunungkidul dan tinggal di kampung paling dekat
dengan pantai Pok Tunggal. Awalnya saya hanya menanyakan mushola tempat
sholat yang ada di pantai Pok Tunggal, karena saya belum sholat ashar
setibanya di sana. Rupanya fasilitas di pantai ini masih belum ada
mushola. Lalu saya disediakan tempat untuk sholat. Setelah sholat, saya
sempatkan untuk mengambil gambar pantai Pok Tunggal dari berbagai angle.
Selesai mengambil
gambar, saya sempatkan diri untuk ngobrol bareng pak Radal. Menurut pak
Radal, kata “Pok Tunggal” sendiri memiliki beberapa makna dan
sejarahnya. Beliau mengaku tidak tahu pasti mengapa pantai itu dinamakan
Pok Tunggal. Namun cerita kebanyakan menyebutkan, Pok Tunggal adalah
sebuah pok (tunas) yang dahulu dalam satu pok (satu tunas), ditumbuhi
satu (tunggal) pohon kelapa plus satu pohon Waru. Jadi, dua pohon dalam
satu tunas. Ada juga cerita yang menyebutkan Pok Tunggal
adalah karena hanya ada satu mata air di pantai itu yang sampai
sekarang digunakan sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari.
Pantai Pok Tunggal
ini baru dibuka sekitar bulan Februari 2012 lalu. Sebelum menjadi
pantai, Pok Tunggal merupakan semak belukar dan pohon-pohon berduri.
Kemudian muncul kasus penjualan tanah pantai oleh oknum desa ke
orang-orang berduit. Pada dasarnya, tanah pantai tersebut adalah Sultan’s Ground
atau Tanah Sultan. Maka kemudian di desa pak Radal dibentuklah kelompok
Sadar Wisata (Darwis) “Pok Tunggal Asri”. Kelompok ini bertujuan untuk
menjaga dan melestarikan Pok Tunggal, serta melarang penjualan tanah.
Hakekatnya, tanah pantai tersebut boleh dibeli oleh warga desa setempat,
tetapi untuk dipakai bersama, untuk kepentingan masyarakat desa,
dikelola secara gotong-royong. Bukan untuk dijual secara bebas.
Pantai Pok Tunggal
mulai dibuat pantai sedemikian rupa sekitar satu tahun yang lalu. Mulai
dilakukan pemangkasan semak-semak berduri dan membangun area pengunjung.
Kemudian mulai ditata agar lebih cantik dan memukau. Pada Agustus 2012
kemarin, pembangunan sisi timur pantai selesai dikerjakan. Saat ini
tinggal melengkapi fasilitas-fasilitas.
Bentuk pantai Pok
Tunggal sama dengan deretan pantai di Gunungkidul, karena memang
jenisnya pantai Krast, atau karang. Pasir pantai Pok Tunggal berwarna
putih kekuningan, lebih bagus daripada pantai Parangtritis atau pantai
Depok yang pasirnya hitam. Kebersihan di pantai Pok Tunggal juga masih
terjaga. Dan ada satu hal menarik dari pantai Pok Tunggal. Menikmati sunset di pantai Pok Tunggal pasti sangat memuaskan. Karena dari rata-rata
pantai di Gunungkidul, di pantai Pok Tunggal inilah sunset dapat kita
nikmati secara penuh dari awal sampai terbenamnya.
Sampai saat ini,
pantai Pok Tunggal belum resmi dibuka oleh pemerintah. Namun masyarakat
secara mandiri mengelola dan membuka pantai ini. Dana pembangunan juga
semuanya swadaya dari masyarakat dan kelompok Darwis “Pok Tunggal Asri”.
Bagaimanapun, pantai Pok Tunggal sangat menarik untuk dikunjungi.
Anda tertarik?
Pantai Pok Tunggal sebagai alternatif wisata pantai di Gunungkidul,
Yogyakarta ini dapat menjadi rujukan untuk menikmati libur akhir pekan
anda.
Selamat berlibur, selamat menjelajah.
mantap nih gan, seger ane ngliatnya, keep update ya
ReplyDelete