Translate

Friday, February 22, 2013

Bagai Gadis Perawan "PANTAI POKTUNGGAL"


Sebagian orang memilih pantai sebagai tempat melepas penat selama seminggu beraktivitas. Mereka bermain dan bersantai di pantai pada akhir pekan. Mungkin sebagian dari pembaca menginginkan akhir pekan kali ini di pantai Pok Tunggal? Tak ada salahnya anda mencoba mengunjungi pantai Pok Tunggal yang tergolong masih baru ini. Saya akan memberikan reportase saya sebagai wawasan tambahan.

Kemarin (20/09) saya sempatkan setelah pulang kuliah ke pantai Pok Tunggal. Memang sejak dua minggu lalu saya berencana main ke sana. Saya menuju pantai Pok Tunggal via Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Jalur itu adalah yang paling cepat menuju pantai Pok Tunggal dibandingkan via Wonosari. Butuh waktu sekitar 2 jam untuk mencapai pantai Pok Tunggal. Jika anda berangkat dari kota Yogyakarta, jalanlah menuju terminal Giwangan Yogyakarta atau Ringroad selatan. Lurus terus ke arah Imogiri. Kemudian ambil arah ke Dlingo-Playen-Paliyan-Baron-Pok Tunggal.

Setelah melewati Playen, terus ke arah pantai Baron, ikuti saja petunjuk arah. Pantai Pok Tunggal terletak di deretan pantai-pantai di Gunungkidul. Setelah melewati pantai Indrayanti dan Sundak, ikuti saja jalan aspal sampai keluar pos retribusi. Sekitar 20 meter dari pos retribusi, berjalanlah perlahan dan perhatikan kanan jalan, ada papan petunjuk arah bertuliskan “pantai Poktunggal”. Dari papan petunjuk arah itu, kita belum sampai. Kita masih harus menyusuri jalan kecil sekitar 20 menit untuk sampai di pantai Pok Tunggal.

Jalan kecil menuju pantai Pok Tunggal saya akui memang jelek. Jalan berupa bebatuan kecil yang bertekstur lancip, sehingga kita perlu hati-hati dan menjaga agar ban kendaraan kita tidak kempes atau bocor. Ada sedikit jalan cor semen tetapi terputus di tengah. Itulah tantangannya jika kita ke pantai Pok Tunggal. Meskipun melewati jalan yang jelek dan waktu tempuh yang cukup lama, sesampainya di pantai Pok Tunggal, saya yakin anda akan puas. Disambut sebuah pantai yang indah dan bersih, karang-karang kecil, juga deburan ombak yang bersaing dengan hembusan angin.

Di pantai Pok Tunggal, saya bertemu dengan salah satu pengelola pantai itu, pak Radal namanya. Warga asli Gunungkidul dan tinggal di kampung paling dekat dengan pantai Pok Tunggal. Awalnya saya hanya menanyakan mushola tempat sholat yang ada di pantai Pok Tunggal, karena saya belum sholat ashar setibanya di sana. Rupanya fasilitas di pantai ini masih belum ada mushola. Lalu saya disediakan tempat untuk sholat. Setelah sholat, saya sempatkan untuk mengambil gambar pantai Pok Tunggal dari berbagai angle.


Selesai mengambil gambar, saya sempatkan diri untuk ngobrol bareng pak Radal. Menurut pak Radal, kata “Pok Tunggal” sendiri memiliki beberapa makna dan sejarahnya. Beliau mengaku tidak tahu pasti mengapa pantai itu dinamakan Pok Tunggal. Namun cerita kebanyakan menyebutkan, Pok Tunggal adalah sebuah pok (tunas) yang dahulu dalam satu pok (satu tunas), ditumbuhi satu (tunggal) pohon kelapa plus satu pohon Waru. Jadi, dua pohon dalam satu tunas. Ada juga cerita yang menyebutkan Pok Tunggal adalah karena hanya ada satu mata air di pantai itu yang sampai sekarang digunakan sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari.

Pantai Pok Tunggal ini baru dibuka sekitar bulan Februari 2012 lalu. Sebelum menjadi pantai, Pok Tunggal merupakan semak belukar dan pohon-pohon berduri. Kemudian muncul kasus penjualan tanah pantai oleh oknum desa ke orang-orang berduit. Pada dasarnya, tanah pantai tersebut adalah Sultan’s Ground atau Tanah Sultan. Maka kemudian di desa pak Radal dibentuklah kelompok Sadar Wisata (Darwis) “Pok Tunggal Asri”. Kelompok ini bertujuan untuk menjaga dan melestarikan Pok Tunggal, serta melarang penjualan tanah. Hakekatnya, tanah pantai tersebut boleh dibeli oleh warga desa setempat, tetapi untuk dipakai bersama, untuk kepentingan masyarakat desa, dikelola secara gotong-royong. Bukan untuk dijual secara bebas.

Pantai Pok Tunggal mulai dibuat pantai sedemikian rupa sekitar satu tahun yang lalu. Mulai dilakukan pemangkasan semak-semak berduri dan membangun area pengunjung. Kemudian mulai ditata agar lebih cantik dan memukau. Pada Agustus 2012 kemarin, pembangunan sisi timur pantai selesai dikerjakan. Saat ini tinggal melengkapi fasilitas-fasilitas.

Bentuk pantai Pok Tunggal sama dengan deretan pantai di Gunungkidul, karena memang jenisnya pantai Krast, atau karang. Pasir pantai Pok Tunggal berwarna putih kekuningan, lebih bagus daripada pantai Parangtritis atau pantai Depok yang pasirnya hitam. Kebersihan di pantai Pok Tunggal juga masih terjaga. Dan ada satu hal menarik dari pantai Pok Tunggal. Menikmati sunset  di pantai Pok Tunggal pasti sangat memuaskan. Karena dari rata-rata pantai di Gunungkidul, di pantai Pok Tunggal inilah sunset dapat kita nikmati secara penuh dari awal sampai terbenamnya. 


Sampai saat ini, pantai Pok Tunggal belum resmi dibuka oleh pemerintah. Namun masyarakat secara mandiri mengelola dan membuka pantai ini. Dana pembangunan juga semuanya swadaya dari masyarakat dan kelompok Darwis “Pok Tunggal Asri”. Bagaimanapun, pantai Pok Tunggal sangat menarik untuk dikunjungi.
Anda tertarik? Pantai Pok Tunggal sebagai alternatif wisata pantai di Gunungkidul, Yogyakarta ini dapat menjadi rujukan untuk menikmati libur akhir pekan anda.


Selamat berlibur, selamat menjelajah.

1 comment: