Translate

Saturday, February 9, 2013

Pantai Srau Yang Mempesona

 
Meski lahir dan besar di Jawa Timur tak banyak yang kuketahui tentang Pacitan, terutama tentang pariwisatanya. Selama ini kalau aku berlibur paling sering ke Malang yang memang menyediakan banyak tempat wisata atau justru ke kota lain di luar Jawa Timur. Kali ini, setelah tidak lagi tinggal di Jawa Timur, aku akhirnya berkesempatan mencoba liburan ke Pacitan. Berawal dari tulisan seorang teman yang mengulas tentang pantai-pantai di Pacitan bersama seorang teman yang lain Sabtu kemarin aku berkunjung ke Pacitan.
 

Pacitan adalah kota kabupaten kecil, dikelilingi perbukitan, jauh dari keramaian, katakan tertinggal. Ya, seperti itu yang ada di benakku dulu tentang kota ini. Tidak berbeda jauh dari apa yang ada di pikiranku, Pacitan memang dikelilingi perbukitan. Berangkat dari Jogjakarta dengan mengendarai sepeda motor aku dan temanku memilih jalur Wonosari-Pracimantoro-Giribelah-Pacitan. Sempat berhenti sebentar untuk makan di daerah Pracimantoro sambil menanyakan arah kami menempuh waktu sekitar 3,5 jam perjalanan untuk sampai di Pacitan kota.
 

Seperti yang diceritakan temanku bahwa ada beberapa pantai yang indah di kota ini, aku dan temanku menyempatkan mengunjungi beberapa pantai. Tepatnya empat pantai. Setelah sebelumnya agak kecewa dengan pantai pertama yang kami kunjungi dan sempat pesimis apakah pantai di Pacitan seindah yang pernah kubaca, kami menuju Pantai Srau. Untuk masuk ke lokasi kami dikenakan biaya masuk 3.500 rupiah per orang. Baru beberapa meter meninggalkan pos retribusi mata kami langsung terbelalak. Di depan kami hamparan pasir putih juga air laut yang bening, beberapa bagian tampak hijau, terlihat indah, kontras dengan biru langit siang itu.
 
 

Sepeda motor langsung kami parkir di tepi pantai dan temanku, seolah tak sabar, setengah berlari mendekati pantai dengan kameranya. Aku yang kebagian membawa carrier berjalan pelan bukan karena beban yang berat tapi terik matahari yang menyilaukan mata sekaligus membuat pening. Di hamparan putih pasir Pantai Srau aku duduk. Temanku sudah jauh di depan, setelah melempar jaketnya tepat di bibir pantai dia melompati karang. Kaki dan tanganku mulai mempermainkan pasir pantai. Pasir di pantai ini mengingatkanku pada pasir putih di sepanjang pantai Gunung Kidul. Pasir yang terdiri dari batu-batu putih kecil berkilatan di bawah sinar matahari. Ombak dan airnya tidak berbeda, sama indahnya.

 

Tidak ingin hanya berhenti di situ, pantai terlihat dari beberapa sisi, kami pun mengikuti jalur yang ada. Sempat kebingungan mencari tempat parkir kami pun kembali memarkir sepeda motor kami di sembarang tempat. Kulihat hampir semua pengunjung juga memarkir kendaraan mereka di dekat mereka berhenti menikmati pantai. Di sebuah papan informasi kubaca kalau Pantai Srau terdiri dari dua lokasi, sisi timur dan barat. Menyesal rasanya aku mandi di pantai pertama yang kukunjungi di Pacitan ini. Di Pantai Srau ini pantainya jauh lebih indah dan airnya lebih segar. Untuk mandi lagi sudah tidak mungkin, aku sudah tidak ada baju untuk ganti lagi.
 

Masuk ke sisi selanjutnya, temanku langsung naik ke karang besar yang lebih seperti bukit. Aku menunggu di bawah sambil melihat beberapa pengunjung yang sedang berfoto. Tak ingin hanya berdiam diri aku kemudian ikut naik. Pemandangan yang sungguh menakjubkan. Rasanya ingin melompat dari bukit dan terjun ke beningnya air laut yang tampak kehijauan itu. Tak lama temanku kembali. Di tangannya kamera sudah mengambil beberapa foto. Aku sendiri juga sempat mengambil beberapa foto dari telepon genggamku. Rintik hujan yang mulai turun sejak kedatangan kami mulai terasa deras. Tak ingin kehujanan dan karena ingin kembali melanjutkan perjalanan menuju pantai berikutnya kami pun bergegas pergi meninggalkan Pantai Srau.
 

Di sepanjang jalan keluar dari lokasi Pantai Srau tak kulihat ada penginapan, berbeda dengan pantai sebelumnya yang terletak di tengah kota. Lokasi wisata yang cukup terjaga kebersihannya. Jajaran pohon kelapa bukan hanya menyejukkan tapi juga sekaligus menambah keindahan, ciri khas pantai. Rasa rindu pada pantai-pantai di sepanjang Gunung Kidul pun terlampiaskan sudah. Sepeda motor kami melaju diiringi hujan yang semakin deras.
 

Untuk yang belum pernah ke Pacitan dan ingin ke Pacitan, terutama ke Pantai Srau tidak perlu khawatir. Meski baru pertama kesini, aku dan temanku tidak perlu nyasar. Papan penunjuk jalan cukup membantu kami menemukan lokasi pantai ini juga pantai-pantai lain. Kalau pun masih ragu bisa bertanya pada penduduk sekitar yang sangat ramah.

@sayakoko.blogspot.com


No comments:

Post a Comment